Search This Blog

Tuesday, February 28, 2017

Peribahasa Cina - Buruk Prasangka



Peribahasa Cina; 杯弓蛇影 (Bēi-gōng-shé-yǐng)

"Bayang-bayang panah (di cawan) di anggap ular..."

"Mistaking the reflection of a bow (in the cup of tea) as a snake..."

This proverb asks us not to be overly suspicious and scare ourselves with something we don't know. A suspicious mind is always relentlessly spotting negative hidden meanings in their life.

It can be a devastating way to live, viewing the world through a hyper-vigilant lens, and left unchecked, suspicious thinking can evolve into a paranoid personality disorder.

Do you twist simple and clear cut messages into something deeper and even unbelievable by the usual standards of interactions?

Reading between the lines of every single word, interaction, and action is bound to leave you assuming things that aren't even there.

Over-analysis leads to paralysis because you suspect everything and everyone instead of getting on with your life.





















Sabda Rasulullah SAW yang bermaksud: “Berhati-hatilah kalian dari tindakan berprasangka buruk, kerana prasangka buruk adalah sedusta-dusta ucapan. Janganlah kalian saling mencari keburukan orang lain, saling inti-mengintip, saling mendengki, saling membelakangi, dan saling membenci. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara” (HR Al-Bukhari no. 6064 dan Muslim no. 2563)

Firman Allah SWT yang bermaksud;
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, kerana sesungguhnya sebahagian dari prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain” (QS 49:12)

Manusia zaman kini terlalu bergantung pada jawapan-2 segera dari para asatizah untuk menyelesaikan masalah ugama mereka kerana setiap permasalahan yang timbul dalam kehidupan pasti mempunyai aturan hukumnya dalam syariat Islam.

Tetapi malangnya, mereka tidak berminat langsung untuk memahami dalil dan kaedah fiqh dalam syariat Islam dan hanya bergantung kepada jawapan segera yang disuapkan kepadanya oleh pihak ketiga.

Jika keadaan ini berterusan, umat Islam akan menjadi lemah sebagaimana seorang akan kehilangan keupayaan untuk berkira-kira dalam ilmu mathematik apabila terlalu kerap menggunakan kalkulator.

Apabila umat Islam tidak mempunyai ilmu pengetahuan yang benar untuk mempertahankan diri dari kejahilan, ia akan senang diserang dengan penyakit kebathilan. Mereka akan takut pada segala yang mereka tidak ketahui, walaupun ianya hanyalah bayang2 mereka sendiri.

Mereka akan beramal dengan kepercayaan khurafat dan bersikap defensif dan agresif terhadap perkara2 yang mereka tiada berpengetahuan tentangnya. Umat Islam dalam masyarakat itu akan jadi bodoh sombong dan seterusnya menjadi pengecut yang sentiasa berprasangka.

Akibat dari kebathilan ini, umat Islam pada hari ini hanya cintakan dunia, kekayaan, pangkat, kuasa dan kenamaan. Puak ini tidak memahami asas ajaran Islam dan memperlekehkan perintah Allah SWT.

Mereka hanya menerima hal-hal yang sesuai dengan tuntutan hawa nafsunya, sedangkan hal-hal ini yang jelas bertentangan dengan prinsip-prinsip ajaran Islam.

Inilah yang dimanakan 'Penyakit Wahan'. Penyakit ini ditanam ke dalam hati manusia yang lalai dengan perintah Allah SWT. Penyakit ini akan mematikan hati dan roh seseorang sehingga menyebabkannya penderitaan di dunia dan di akhirat. Sabda Rasulullah SAW yang bermaksud:

“Hampir tiba suatu masa dimana bangsa-bangsa dari seluruh dunia akan datang mengerumuni kamu seperti orang-orang yang kelaparan mengerumuni talam hidangan mereka."

Lalu salah seorang sahabat bertanya, “Adakah kerana saat itu jumlah kami sedikit?”

Maka Rasulullah pun menjawab, "Tidak, bahkan kalian banyak seperti buih yang mengapung di lautan. Dan Allah akan mencabut rasa gentar dari dada musuh kalian terhadap kalian. Dan Allah akan menanamkan dalam hati kalian penyakit Al-Wahan.”

Seorang sahabat bertanya: ”Ya Rasulullah, apakah Al-Wahan itu?” Nabi SAW bersabda: ”Cinta dunia dan takut akan kematian.” (HR Abu Dawud 3745, Ahmad dll)

Wallahu'alam

No comments:

Post a Comment